Sabtu, 08 September 2007

PERGURUAN TINGGI

KIAT SUKSES SISWA SMANDEL kULIAH DI PERGURUAN TINGGI DALAM DAN LUAR NEGERI

Jika siswa ditanya tentang kesiapannya untuk Lulus dari SMA Negeri 8 Jakarta jawabnya tidak sesulit ketika ditanya bagaimana prediksi kalian untuk kuliah di perguruaan tinggi ? Apalagi jika disodori pertanyaan yang lebih sedikit tinggi, mampukah kalian bersaing dengan siswa sekolah lain untuk mendapatkan beasiswa di NTU, APU, NUS atau Petronas ?
Kebanggaan akan timbul dengan serta merta, seperti saat diterima di SMA Negeri 8 Jakarta, kurang lebih 2 tahun yang lalu, mengalahkan 5000 – 6000-an siswa lan yang berusaha masuk SMA Negeri di kawasan Bukitduri ini, jika sebelum Ujian Nasional sudah diterima di Perguruan Tinggi Luar Negeri sesuai minat dan dapat beasiswa pula ! Mungkin nggak sih ?
Ujian terbagi dua, yaitu Evaluasi dan Seleksi. Penerimaan Mahasiswa Baru dimana pun berpola SELEKSI, sedangkan di SEMUA SMA berpola Evaluasi. Artinya di SMA untuk mengakhiri kegiatan akademik, sementara di PT memulai akademik.
Pada Pola Evaluasi kemungkinan siswa dapat LULUS amat besar, tetapi di pola Seleksi kemungkinan siswa LULUS AMAT KECIL. Rasanya wajar siswa akan mengatakan bahwa ia mampu untuk lulus UJIAN AKHIR NASIONAL. Tetapi ingat pola evaluasi akan mencakup semua materi dalam level kelas yang telah dilalui, sehingga bahannya banyak dan perlu waktu untuk menguasainya.
Sementara POLA SELEKSI tidak semua mata pelajaran diujikan. Tetapi pada tulisan ini tidak akan dijelaskan materi-materi yang diujikan tersebut.
Lalu langkah apa yang perlu dilakukan untuk “mempersiapakan diri “ lebih dari siswa lain ? Berikut ini ada 4 langkah yang selalu dilakukan oleh sebagaian besar siswa.
LANGKAH PERTAMA
Tentukanlah cita-cita kalian. Carilah jurusan, fakultas, bahkan perguruan tinggi yang memfasilitasi bidang tersebut. Contoh Astronomi cuma ada di ITB ! Setelah mendapatkan pilihan cita-cita tersebut, carilah informasi tentang dunia kerja, persaingan kerja bahkan masa depan karir pekerja pada bidang itu ! Tidak ada salahnya mendapatkan gaji berapa lulusannya di pasaran lokal atau mancanegara !
LANGKAH KEDUA
Setelah itu, carilah info ujian, bahan ujian dan kelengkapan pendaftaran. Misalnya butuh Toefl-kah, SAT-kah, Ielts-kah atau apa pun. Jika sudah Toefl tapi belum cukup nilainya masih ada waktu untk belajar, les dan tes !
LANGKAH KETIGA
Setelah itu mulailah berlatih di rumah, di tempat les bahkan di sekolah. Kalau memang perlu bimbingan belajar silakan saja, itu tergantung KEBUTUHAN, bukan sekedar ikut-ikutan. Membentuk kelompok belajar di kelas adalah cara jitu. Bagaimana tidak, tidak semua siswa dalam bimbingan belajar yang sama, tentunya soal bervariasi, apalagi model dan cara menjawab soal. Ini saatnya tukar informasi untuk kebaikan teman seangkatan, kapan lagi berbahagia lulus bareng dan sekelas pula. So pasti itu akan menjadi kenangan terindah. SMA memang masa indah. Kenapa sih nggak ngadakan TRY OUT kelas kalau guru nggak ada di kelas, atau conversation-lah dengan teman. Kalau lagi TRY OUT sendiri di rumah harus jujur dan tepat waktu.
Mulailah melakukan kegiatan pendukungan ujian, seperti mulai menggunakan bahasa Inggris di keseharian kelas, bukan tidak mungkin kan ? Toh kalau salah hal yang biasa, malah lebih enak yang mentertawakan teman sendiri, pacar sendiri dan tentunya diri sendiri.
LANGKAH KEEMPAT
Setelah semua itu dilakukan, awal bulan Pebruari mulai banyak pendaftaran perkuliahan. Mau dalam negeri atau manca negara ? Bukan hanya sekedar daftar, tapi punya target jelas.
Setelah sekian try out sendiri atau di bimbingan belajar, setelah bicara dengan orangt tua, paman dan bahkan teman akrab, tentukanlah pilihan, MAU KEMANA SETELAH SMA ! Cara masuk kuliah bermacam-macam. APU cuma mernulis ESSAY, NTU ada tes dan wawancara, ITB ada Ujian Mandiri, UI ada PPKB ( PMDK ).
Jadi tidak ada yang tak mungkin, saya berharap nama kalian akan tertulis pada LAPORAN AKADEMIK sebagai siswa terbaik karena telah diterima di Perguruan Tinggi saat Acara Pelepasan Siswa 2008 kelak. Amin.

INI POSTING PERTAMA

Seorang pengamat masalah Ujian Masuk Perguruan Tinggi ( sekarang bernama SPMB atau Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru ) Ir. DM Djohan Yoga menulis tentang Proses Komputerisasi UMPTN di Surat Kabar Pikiran Rakyat beberapa tahun lalu.
PROSES KOMPUTERISASI
UJIAN MASUK PERGURUAN TINGGI
( Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru )
Selama ini, proses seleksi telah menjadi suatu misteri sehingga banyak orang yang beranggapan bahwa lulus tidaknya seseorang dalam UMPTN ditentukan oleh faktor nasib. Peserta hanya memproses membayar, mendaftar, mengikuti ujian dan akhirnya menerima hasil. Sebagian besar peserta tidak mengetahui proses apa yang akan dilakukan panitia UMPTN terhadap Formulir Pendaftaran dan Lembar Jawaban yang telah mereka isi hingga pengumuman hasil UMPTN. Hal ini diperparah oleh keterbatasan informasi mengenai UMPTN sehingga banyak peserta yang tidak lulus sering menjadikan proses ini sebagai kambing hitam. Proses komputerisasi UMPTN dibagi menjadi dua tahap, yaitu Proses Validasi Data Rayon di koordinator setiap rayon dan Proses Seleksi Nasional di kantor UMPTN Pusat Salemba Jakarta.
Validasi Data Rayon
Seusai ujian, seluruh lembar jawaban dan formulir pendaftaran langsung dikirimkan ke Pusat Ilmu Komputer (Pusilkom) UI yang langsung melakukan proses scanning (Pemindaian), sementara untuk rayon B dan C dilakukan di UGM Yogyakarta dan ITS Surabaya. Selama proses ini berlangsung juga dilakukan proses validasi/ pencocokan secara manual untuk memeriksa apakah data yang masuk komputer sama dengan data yang diisi oleh peserta.
Bila terjadi kesalahan maka akan diteliti apakah kesalahan disebabkan oleh peserta atau scanner (alat pemindai). Proses scanning akan diulang bila penyebabnya adalah scanner agar peserta tidak dirugikan. Tapi sebaliknya jika kesalahan berasal dari peserta ujian sendiri maka data akan dibiarkan apa adanya. Selain itu juga akan dilakukan Analisa Soal untuk mengetahui apakah ada soal yang salah atau soal yang terlalu mudah atau terlalu sulit.
· Setelah soal-soal itu dianulir, maka akan dilakukan penilaian yaitu Benar +4, Salah -1 dan kosong = 0. Nilai yang diperoleh disebut Nilai Mentah ( raw score ).

· Seleksi nasional UMPTN yang berasal dari rayon A, B dan C yang telah dilengkapi akan digabungkan menjadi satu di Pusat Ilmu Komputer UI, dan selanjutnya akan dihitung statistik dari masing-masing set yaitu Rataan (R) dan Simpangan Bakunya (SB).

· Selanjutnya Nilai Mentah (NM) dari masing-masing peserta dibakukan dengan persamaan NB = (NM-R)/SB. Nilai Baku menunjukkan seberapa jauh nilai peserta dibandingkan peserta lainnya.

· NB ini selanjutnya di-transformasikan menjadi Nilai Nasional (NN) yang mempunyai rataan 500 dan simpangan baku 100 dengan rumus NN = 500 + ( 100 x NB).

· Berdasarkan nilai inilah peserta akan diurutkan mulai dari yang tertinggi hingga yang terendah.
Selanjutnya dilakukan Proses Alokasi yaitu penempatan peserta ke program studi sesuai dengan ketentuan peserta dengan nilai lebih baik mendapat prioritas untuk dialokasikan terlebih dahulu. Program studi hanya menerima sejumlah mahasiswa baru sesuai dengan daya tampungnya. Walau pun masih banyak calon dengan nilai sangat baik, kalau daya tampung sudah penuh maka alokasi akan ditutup.
Kasus ini sering terjadi pada program studi yang tergolong sangat favorit dengan peminat yang sangat banyak. Sebaliknya kalau daya tampung belum penuh akan terus dilakukan alokasi, walau pun nilai dari peserta sudah sangat rendah. Kasus ini terjadi pada program studi yang kurang/tidak favorit sehingga kurang diminati oleh peserta bahkan ada program yang daya tampungnya lebih besar dari jumla peminat.
Tidak ada nilai batas untuk menentukan diterima atau tidaknya peserta. Yang lebih menentukan adalah Daya Tampung dan Jumlah Peminta program studi yang bersangkutan.
NILAI MATI
Meskipun pada prinsipnya tidak ada nilai batas lulus ( passing grade), namun untuk mencegah ada peserta yang berspekulasi dengan hanya menjawab mata ujian yang dikuasainya dan mengabaikan mata ujian yang lain, maka ditetapkan suatu ketentuan yaitu bila ada peserta yang memiliki nilai mentah 2,5 untuk 2 mata ujian atau lebih maka yang bersangkutan tidakakan diikutsertakan dalam proses alokasi. Peserta ini otomatis tidak akan lulus dan nilai ini disebut NILAI MATI.
Tidak banyak pihak yang mengetahui adanya ketentuan ini sehingga banyak pihak termasuk pengelola Bimbingan Tes yang membantahnya. Namun informasi ini diperoleh langsung dari Prof. Dr. Toemin A. Masoem yang sejak tahun 1981 menjadi Ketua Tim Pengolah Data dan Pelaporan UMPTN Rayon A, B dan C melalui buku yang ditulisnya “ UMPTN atau Ebtanas, Mana yang lebih dapat diandalkan ?” (UI Press 1977) halaman 23, sehingga kebenarannya bisa dipertanggung jawabkan.
Pengetahuan akan Nilai Mati ini setidaknya bisa mengungkapkan misteri kenapa banyak siswa yang tergolong pintar tidak lulus, sementara yang biasa-biasa saja dapat lulus UMPTN. Siswa pintar biasanya cenderung berkonsentrasi pada mata ujian tertentu saja seperti Matematika, Fisika dan kimia, dan biasanya mereka tidak terlalu memberi perhatian pada mata pelajaran yang bersifat hafalan seperti Biologi dan Bahasa Indonesia.
Dari hasil alokasi dibuat laporan awal yang selanjutnya akan dibawas dalam rapat rektor untuk diperikasa dan dikoreksi sesuai dengan kriteria dari masing-masing PTN.